Meta, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp, tengah menjadi sorotan karena rencana strategisnya untuk menginvestasikan dana besar—sekitar US$10 miliar—ke dalam salah satu startup teknologi kecerdasan buatan (AI) paling menjanjikan saat ini: Scale AI. Langkah ini mencerminkan perlombaan yang semakin ketat di antara para raksasa teknologi dunia dalam menguasai sektor AI yang terus berkembang pesat.
Scale AI sendiri telah dikenal sebagai penyedia layanan data pelatihan untuk model AI, dan memiliki portofolio klien dari sektor pemerintahan hingga perusahaan teknologi besar. Lantas, apa motivasi Meta di balik rencana investasi kolosal ini, dan bagaimana dampaknya terhadap ekosistem AI global?

Meta dan Ambisi Besarnya di Dunia AI
Perjalanan Meta dalam Investasi AI
Sejak melakukan rebranding dari Facebook menjadi Meta pada tahun 2021, perusahaan yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg ini telah menunjukkan ambisi besar dalam bidang metaverse, augmented reality, dan artificial intelligence. AI dianggap sebagai komponen utama untuk mewujudkan dunia virtual yang lebih cerdas dan responsif.
Meta telah menginvestasikan miliaran dolar untuk mengembangkan infrastruktur AI mereka sendiri, seperti pusat data, superkomputer AI (seperti AI Research SuperCluster), hingga merekrut talenta AI dari seluruh dunia. Investasi dalam Scale AI akan menjadi bagian penting dari strategi mereka untuk memperkuat kemampuan model bahasa besar (large language model atau LLM) yang bisa bersaing dengan model milik OpenAI, Google DeepMind, dan Anthropic.
Mengapa Meta Melirik Scale AI?
Scale AI adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengumpulan dan pelabelan data untuk pelatihan model AI. Klien mereka termasuk Pentagon, perusahaan mobil otonom, hingga tim riset AI top dunia. Mereka dikenal karena keahliannya menyediakan data berkualitas tinggi dalam skala besar—suatu hal yang sangat penting untuk membangun model AI yang andal.
Meta menyadari bahwa memiliki data dalam jumlah besar bukanlah segalanya; kualitas data dan kemampuannya untuk merepresentasikan dunia nyata secara akurat juga penting. Scale AI adalah pionir dalam hal ini. Investasi US$10 miliar bukan hanya tentang memiliki bagian dari startup menjanjikan, melainkan untuk mengamankan akses ke data yang akan menjadi fondasi model AI Meta di masa depan

Siapa Itu Scale AI?
Profil Singkat Scale AI
Didirikan oleh Alexandr Wang pada tahun 2016 saat ia masih berusia 19 tahun, Scale AI bermula dari ide sederhana: membantu perusahaan teknologi mengelola dan memproses data untuk keperluan AI secara lebih efisien. Kini, Scale AI telah menjadi perusahaan bernilai miliaran dolar dengan spesialisasi dalam pelabelan data (data labeling), anotasi video, dan pengujian model AI.
Scale AI telah membantu perusahaan seperti Toyota, OpenAI, serta lembaga pemerintah seperti Departemen Pertahanan AS. Dalam dunia AI, Scale AI dikenal sebagai mitra penting yang menyediakan ‘makanan’ bagi algoritma canggih yang kini digunakan dalam mobil otonom, drone militer, hingga chatbot pintar.
Keunggulan Kompetitif Scale AI
Keunggulan utama Scale AI terletak pada sistem pelabelan semi-otomatis yang menggabungkan AI dan pekerja manusia. Pendekatan hybrid ini memungkinkan mereka untuk menyediakan data yang sangat akurat untuk pelatihan model dalam waktu singkat. Hal ini sangat berguna bagi perusahaan teknologi besar yang membutuhkan data berkualitas secara cepat dan masif.
Selain itu, Scale AI juga telah mengembangkan layanan evaluasi AI yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk menguji seberapa akurat dan bias sebuah model AI, termasuk chatbot dan sistem klasifikasi gambar. Kemampuan ini akan menjadi aset penting bagi Meta yang juga tengah membangun model chatbot canggih.
Rencana Investasi US$10 Miliar: Apa Saja yang Disiapkan?
Skema Investasi
Rencana untuk menggelontorkan dana sebesar US$10 miliar tidak akan dilakukan dalam satu tahap. Menurut laporan internal, investasi ini akan dilakukan secara bertahap selama 3–5 tahun, dengan sebagian dana ditujukan untuk pembelian saham Scale AI, dan sebagian lainnya dalam bentuk kolaborasi proyek riset bersama.
Langkah ini juga memungkinkan untuk mendapatkan hak istimewa dalam akses ke data atau hasil riset milik Scale AI, yang tentunya sangat bernilai dalam persaingan mengembangkan model AI generatif seperti LLaMA (Large Language Model Meta AI).
Fokus Pengembangan Bersama
Melalui investasi ini, Meta akan bermitra dengan Scale AI dalam beberapa fokus riset:
- Pelabelan data multimodal: kombinasi data teks, gambar, video, dan suara.
- Evaluasi etika dan bias model AI.
- Pengujian chatbot dan sistem AI untuk metaverse.
- Penyediaan data sintetik untuk pelatihan model besar.
Fokus pada data multimodal penting karena ingin mengintegrasikan AI ke dalam platform seperti Instagram Reels, Horizon Worlds, dan WhatsApp Assistant yang tidak hanya berbasis teks tapi juga suara dan visual.
Dampak terhadap Industri AI Global
Perlombaan AI Semakin Panas
Investasi Meta ke Scale AI adalah sinyal kuat bahwa persaingan AI di antara perusahaan teknologi besar sedang memanas. OpenAI telah didukung penuh oleh Microsoft dengan suntikan dana lebih dari US$10 miliar juga. Sementara itu, Google memiliki DeepMind dan Anthropic mendapat dukungan dari Amazon dan Google secara bersamaan.
Dengan langkah ini, ekosistem AI global semakin terkonsolidasi di tangan segelintir perusahaan teknologi raksasa yang tidak hanya mengembangkan model AI tetapi juga mengontrol akses terhadap data yang digunakan untuk melatih model tersebut.
Kekhawatiran Monopoli Data
Beberapa pakar mengkhawatirkan bahwa investasi besar-besaran seperti ini dapat mengarah pada konsentrasi kekuasaan di tangan perusahaan besar yang menguasai data dan kemampuan AI. Jika memiliki hak eksklusif atas data milik Scale AI, perusahaan lain mungkin akan kesulitan bersaing karena tidak memiliki akses yang setara ke data pelatihan berkualitas tinggi.
Di sisi lain, kolaborasi antara perusahaan besar dan startup dapat mempercepat inovasi dan memungkinkan aplikasi AI lebih cepat sampai ke tangan masyarakat luas, baik dalam bentuk produk konsumen, layanan pendidikan, maupun teknologi kesehatan.
Potensi Risiko dan Tantangan
Tantangan Privasi dan Etika
Kritikus menyoroti potensi pelanggaran privasi dalam pengumpulan dan pelabelan data, terutama jika digunakan untuk melatih model yang akan disisipkan ke dalam platform dengan miliaran pengguna seperti Facebook dan Instagram. harus memastikan bahwa semua data yang digunakan mematuhi regulasi seperti GDPR di Eropa dan UU Perlindungan Data Pribadi di Indonesia.
Selain itu, model AI yang dilatih dengan data bias dapat menciptakan ketidakadilan dalam pengambilan keputusan otomatis, seperti moderasi konten atau sistem rekomendasi.
Ketergantungan Terhadap Pihak Ketiga
Meskipun berinvestasi besar, tetap saja perusahaan akan bergantung pada pihak ketiga dalam hal data dan anotasi. Ketergantungan ini bisa menjadi hambatan strategis jika terjadi ketidaksepakatan dalam visi atau arah pengembangan.
Meta mungkin akan tetap membangun divisi pelabelan data internal untuk mengurangi ketergantungan jangka panjang, tapi proses ini tidak bisa dilakukan seketika.
Apa Kata Para Pakar?
Analis Teknologi: Langkah Agresif tapi Tepat Sasaran
Menurut analis dari Forrester Research, investasi dalam Scale AI mencerminkan strategi agresif namun masuk akal mengingat pentingnya data dalam membangun AI generatif. Alih-alih membangun dari nol, Meta memilih bekerja sama dengan perusahaan yang telah terbukti dalam mengelola dan menyediakan data berkualitas tinggi.
Akademisi: Etika dan Transparansi Harus Diutamakan
Pakar AI dari MIT menyoroti pentingnya transparansi dalam kerja sama antara perusahaan teknologi besar dan startup data seperti Scale AI. Mereka mendesak agar ada audit independen atas bagaimana data dikumpulkan, diproses, dan digunakan untuk mencegah penyalahgunaan serta diskriminasi algoritmik.
Masa Depan Meta di Dunia AI
LLaMA dan Ambisi Chatbot Meta
Meta sedang mengembangkan LLaMA (versi 3.0) sebagai pesaing GPT-4 dan Gemini. Kolaborasi dengan Scale AI memungkinkan LLaMA dilatih dengan data lebih luas dan bervariasi, termasuk data domain khusus seperti hukum, kedokteran, dan dialog sosial. Dengan modal data dan tenaga riset dari Scale AI, LLaMA berpotensi menjadi salah satu model paling kuat dalam pasar AI terbuka.
Integrasi AI dalam Produk Meta
Tak hanya model chatbot, Meta juga merancang integrasi AI ke dalam semua produk intinya:
- Instagram dan Facebook: filter otomatis berbasis AI, pencarian gambar, dan personalisasi feed.
- WhatsApp: asisten AI berbasis obrolan untuk pelanggan bisnis.
- Oculus dan Horizon: asisten virtual cerdas di dunia virtual (metaverse).
Kesimpulan
Investasi US$10 miliar metaverse ke Scale AI adalah strategi jangka panjang untuk mengamankan posisi dominan di dunia AI. Dengan mengakses data berkualitas tinggi dan layanan anotasi dari Scale AI, Meta dapat memperkuat posisi LLaMA sebagai model AI yang canggih, menyaingi GPT dan Gemini.
Namun, langkah ini juga memunculkan tantangan baru, terutama dari sisi etika, privasi, dan potensi dominasi data oleh segelintir perusahaan. Dalam jangka pendek, kerja sama ini akan mempercepat inovasi AI Meta. Dalam jangka panjang, keberhasilan investasi ini akan bergantung pada bagaimana Meta menjaga transparansi, inklusivitas, dan tanggung jawab dalam membentuk masa depan AI global.
Kini dunia hanya bisa menunggu: apakah langkah Meta akan menjadi pendorong kemajuan AI yang inklusif, atau justru memperkuat dominasi teknologi yang sulit ditembus oleh kompetitor dan masyarakat luas?